Bali,Prabunews.com-Bali yang sudah mendunia, sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, Bali yang terkenal dengan keindahan budaya dan panorama alamnya. Semua keindahan menjadi daya tarik yang menghibur wisatawan untuk berkunjung dan berkunjung lagi. Sebagian besar masyarakat Bali beragama Hindu. Menjalani kehidupan bersama budaya dan tradisi serta adat yang sarat akan makna.
Pemaknaan dalam kehidupan masyarakat Bali tidak hanya dilakukan ketika upacara adat maupun ritual saja. Hal itu juga terekam pada cara berpakaian, kain dan motifnya hingga penyajian dan pengolahan kuliner mereka. Kuliner tradisional khas Bali terkenal memiliki cita rasa yang kuat dan tajam.
Hal itu karena penggunaan bumbu dasar dan rempah yang khas pula. Salah satunya bumbu dasar khas masakan Bali adalah base genep.
Indonesia dijuluki sebagai mother of spices (ibu rempah) karena keunggulan geografisnya. Rempah di Indonesia cukup melimpah dan beragam serta memiliki keunikan dan cita rasa yang khas sehingga sangat melekat.
Masyarakat Indonesia terbiasa memanfaatan rempah-rempah segar untuk kebutuhan sehari-hari sehingga persediaan rempah harus segar dan banyak, sedangkan kadar air rempah segar cukup tinggi sehingga kerusakannya juga cepat.
Karena itu diperlukan inovasi ataupun modifikasi dalam pengawetan bumbu, dan salah salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah membuat bumbu instan kering.
Bumbu instan kering merupakan modifikasi bumbu dengan cara mengawetkan bumbu dapur yang awalnya dalam bentuk pasta/basah, kemudian diberikan perlakuan khusus atau modifikasi sehingan bumbu menjadi kering atau bubuk. Modifikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat diartikan sebagai perubahan atau pengubahan.
Modifikasi adalah upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian baik dalam segi fisik material, maupun dalam tujuan dan cara (metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian) (Bahagia, 2010).
Selanjutnya Multi Karina (2016) mengemukakan bahwa modifikasi dibagi menjadi tiga cara yaitu pertama modifikasi dari segi bahan makanan meliputi menambah, mengurangi dan menggantikan suatu bahan makanan. Kedua, memodifikasi dari segi teknik memasak, baik itu teknik memasak panas basah, panas kering dan lemak. Ketiga yaitu memodifikasi dari segi jumlah porsi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa modifikasi makanan adalah merubah makanan bisa dari bahan resep (menambah, mengurangi, menggantikan), segi teknik memasak, serta jumlah porsi.
Makanan instan adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana (Widodo: 2013).
Jadi bumbu kering instan adalah bumbu masakan yang dikemas sedemikian rupa sehingga mudah digunakan dalam proses masak, serta menyesuaikan dengan jumlah porsi hidangan, bumbu ini bisa tahan lebih lama dalam penyimpanannya.
Pengolahan bumbu kering selain untuk mengawetkan juga lebih praktis dalam penggunaannya mengingat tingkat kesibukan masyarakat semakin meningkat dan menginginkan segala sesuatu dalam bentuk instan, termasuk juga kebutuhan bumbu.
Tentunya bumbu kering instan akan mempermudah masyarakat dalam memasak hidangan. Bumbu instan juga semakin populer penggunaannya di industri katering, hotel dan restorant.
Dengan kemudahan dalam pemakaian serta standar kualitas bumbu yang terjaga, ini memudahkan para chef dalam merajik masakan di dapur produksi berskala industri.
Kesempatan tersebut memberi peluang untuk adanya bumbu base genep instan kering untuk diciptakan dan dipasarkan secara luas.
Bali yang terkenal dengan makanan khasnya ayam betutu, lawar, sate lilit dan masakan lainnya. Hidangan ini Sebagian besar menggunakan bumbu dasar yaitu base genep.
Bumbu base genep sebenarnya sudah ada dan terbatas dibeberapa pasar tardisonal di Bali, namun tersedia dalam bentuk pasta atau bumbu basah yang memiliki daya simpan yang rendah. Hal tersebut yang melatar belakangi penulis untuk meneliti pembuatan bumbu base genep instan dengan bentuk bubuk agar tahan lama dalam penyimpanannya serta praktis dalam penggunaannya. Berikut foto bumbu pasta base genep yang umum beredar di marketplace Indonesia.
Bumbu base genep pasta dalam kemasan yang umum beredar di masyarakat, tentunya rentang terhadap daya tahan.
Ataupun jika mengharapkan tahan lama selama proses penjualan, penambahan bahan pengawet pangat adalah salah satu solusi.
Tentunya ini tidak menyehatkan bagi orang yang mengkonsumsi bumbu ini. Solusi lain adalah menyimpan bumbu ini dalam lemari pendingin atau kulkas, akan tetapi hal ini tidak praktis dan merepotkan.
Dari masalah tersbut muncul ide untuk mengeringkan racikan bumbu ini dan tanpa menambahkan pengawet pangan kedalamnya.
Bumbu bubuk dalam pembuatannya menjadi serbuk memerlukan metode pengeringan yang tepat.
Bumbu instan adalah campuran dari beragam rempah-rempah dengan komposisi tertentu dan dapat langsung digunakan sebagai bumbu masak untuk masakan tertentu (Sianipar, 2008).
Artinya bumbu instan merupakan racikan bumbu dengan komposisi tepat yang digunakan untuk memasak hidangan tertentu. Pangan instan merupakan bahan makanan yang dipekatkan atau berada dalam bentuk konsentrat.
Hal ini mengandung pengertian bahwa pada produk pangan instan terjadi proses penghilangan air dan pemeliharaan mutu atau kualitas produk sehingga tidak mudah terkontaminasi serta mempunyai kemudahan dalam penanganan bahan dan praktis penyajiannya.
Cara penyajian pangan instan hanya dengan menambah air (panas/dingin) sehingga siap disantap atau gunakan (Hartomo dan Widiatmoko, 1993).
Berikut hasil olah bumbu base genep kering hasil penelitian:
Bumbu bubuk dalam pembuatannya menjadi serbuk memerlukan metode pengeringan yang tepat. Bumbu instan merupakan racikan bumbu dengan komposisi tepat yang digunakan untuk memasak hidangan tertentu. Sudah umum dijumpai di masyarat luas penjualan bumbu bubuk mau pun bumbu instan.
Namun survey prapenelitian pasar pun belum ditemukan tawaran bumbu base genep dalam kemasan instan dan kering ini. Juga belum ditemukan penelitian serupa terkait dengan pembuatan bumbu instan kering Base genep.